Jangan mengasal menambah obat tanpa pemantauan dokter
Walau dibuat untuk menyembuhkan penyakit atau keadaan tertentu, tapi beberapa obat tiba dengan dampak sekalian untuk badan pemakainya. Efek yang dirasa tiap orang dapat berbeda, bergantung tipe obat dan keadaan badan. Berikut argumen mengapa dokter cuma memberikan resep obat untuk dimakan dalam periode waktu tertentu dan jumlah yang bisa disamakan.
Obat yang dipasarkan bebas tanpa resep riskan untuk disalahpergunakan. Konsumsi obat tanpa pemantauan dokter perlahan-lahan dapat menghancurkan peranan ginjal. Sekedar info, tiap obat yang kita konsumsi akan melalui organ ginjal. Pasti kesehatan badan akan terusik jika ginjal tidak bekerja seperti mestinya.
Penting untuk dipahami, berikut berapakah tipe obat yang bisa mempunyai potensi menghancurkan kesehatan ginjal terlebih jika pemakaiannya tidak di bawah pemantauan dokter.
kami ingin merekomendasikan situs gaming online yang aman dan terpercaya yaitu Mantap168, situs ini adalah situs gaming yang memberikan banyak keuntungan untuk para pemainnya, antara lain adalah bonus, contoh bonusnya adalah bonus rebate, bonus referal, dan lain sebagainya, jadi kenapa kalian tidak mencobanya sekarang dan ikut serta dalam keseruannya
1. Obat antinyeri (NSAID)
Sering konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid atau nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID) yang dipasarkan bebas seperti aspirin, naproxen, dan ibuprofen bisa mengakibatkan kerusakan pada ginjal. Dikutip WebMD, kita harus arif dalam mengkonsumsinya dan sangat dianjurkan tidak untuk minum tipe beberapa obat itu sering dalam waktu lama, dan janganlah sampai mengkonsumsinya dalam jumlah tinggi.
2. Laksatif
Laksatif ialah obat yang biasanya dipakai untuk menangani kesusahan bab (BAB). Sering memakai laksatif atau memakai tipe obat ini dengan arah untuk turunkan berat tubuh akan menyebabkan ginjal tidak berperan secara baik, dan badan akan alami dehidrasi.
Mencuplik situs sah Barnard College Columbia University, salah gunakan obat laksatif akan menyebabkan jumlah elektrolit pada tubuh tidak imbang.
Elektrolit seperti sodium dan potasium atau kalium penting untuk badan. Jumlah elektrolit yang tidak imbang bisa tingkatkan resiko gagal ginjal, penyakit serangan jantung, dan muntah.
3. Antibiotik
Gagal ginjal kronis ialah sebuah keadaan saat ginjal secara tiba-tiba tidak bisa memfilter kotoran yang berada di darah. Tanda-tanda penyakit gagal ginjal kronis diantaranya badan lebam, kelihatan capek, dan alami napas sesak. Contoh-contoh antibiotik yang beresiko mengakibatkan gagal ginjal kronis diantaranya aminoglycoside, cephalosphorin, dan vancomycin.
Aminoglycoside ialah antibiotik yang biasanya dipakai untuk menyembuhkan fibrosis kistik, yakni abnormalitas yang menghancurkan paru-paru dan mekanisme pencernaan.
Mencuplik laporan yang diedarkan di jurnal jurnal Thorax tahun 2010, pemakaian aminoglycoside bisa mengakibatkan ginjal tidak berperan dan alami gagal ginjal kronis. Untuk turunkan resiko efek ini, jumlah obat cuma diberi 1x dalam satu hari.
4. Obat untuk turunkan tekanan darah tinggi
Obat penghalang enzim pengubah angiostensin (ACE inhibitor) dan angiotensin II receptor blockers (ARB) ialah dua obat yang digunakan untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Salah satunya efek dari pemakaian dua obat ini ialah mengakibatkan kandungan kalium di ginjal dan darah bertambah. Keadaan ini disebutkan hiperkalemia.
Dikutip News Medical Life Sciences, resiko pengurangan peranan ginjal tinggi jika ACE inhibitor dipakai bersama dengan obat NSAID dan/atau obat diuretik.
Selanjutnya, situs Best Practice Advocacy Center New Zealand mengatakan gabungan dari 3 obat itu bisa berbuntut pada gagal ginjal kronis.
5. Obat menurunkan asam lambung
Menurut Healthline, proton pump inhibitor (PPI), seperti omeprazole (Prilosec) dan lansoprazole (Prevacid), menolong kurangi asam lambung dan sebagai obat yang tersering diresepkan.
Sementara PPI mempunyai resiko keseluruhnya yang lebih rendah untuk luka ginjal, tapi pemakaian periode panjang dan jumlah tinggi yang berkesinambungan diketemukan tingkatkan adanya kemungkinan penyakit ginjal.
6. Suplemen
Suplemen bisa mempengaruhi peranan ginjal. Walau tidak seluruhnya suplemen kurang sehat, tapi kita dianjurkan untuk diskusi dahulu sama dokter untuk memperoleh tutorial mengenai langkah terbaik konsumsi suplemen sebagai sisi dari gagasan kesehatan.
Obat dapat selamatkan nyawa, tapi kita selalu harus memerhatikan bagaimana konsumsi makanan dan pola hidup kita membuat ketidaksamaan besar dalam kesejahteraan kita keseluruhannya, terhitung membuat perlindungan ginjal kita.
Kekuatiran paling besar ialah hubungan suplemen herbal dengan obat resep atau obat produk yang dipasarkan bebas, dan kekuatannya dalam mengakibatkan luka ginjal.
Obat China umum yang memiliki kandungan aristolochic acid sudah disangkutkan luka ginjal akut. Suplemen herbal ini dipakai untuk memudahkan tanda-tanda radang persendian, ngilu haid, dan pengurangan berat tubuh, seperti dikutip Healthline.
7. Obat psikiatri
Obat yang dipakai untuk menyembuhkan keadaan kesehatan psikis bisa mengakibatkan permasalahan ginjal. Misalkan Prozac (fluoxetine), yang disebut antidepresan yang umum diresepkan.
Lithium dan Elavil (amitriptyline), dua obat penstabil situasi hati, mempunyai potensi mencelakakan ginjal. Obat ini bisa mengakibatkan kerusakan otot, mengakibatkan pelepasan mioglobin ke saluran darah. Karena ginjal bekerja memfilter mioglobin, mengakibatkan terjadi kerusakan ginjal.
8. Obat untuk pasien AIDS
Salah satunya obat yang dipakai untuk AIDS ialah protease inhibitor, misalnya yakni tenofovir dan retrovir. Protease inhibitor dipakai untuk menghambat simulasi virus pada tubuh.
Menurut American Famili Physician Foundation (AAFP), pasien AIDS yang konsumsi obat tenofovir beresiko alami gagal ginjal kronis jika mereka:
• Memiliki tanda-tanda AIDS yang lumayan serius.
• Memiliki kisah masalah pada ginjal.
• Telah jalani therapy dalam durasi waktu yang lama.
Buat mengawasi keadaan ginjal, pasien AIDS direferensikan untuk lakukan test glomerular filtration rate (GFR) dan urinalisis satu tahun sekali. Jika nilai GFR kurang dari 50 mililiter per menit per 1.73m2, karena itu rekonsilasi jumlah obat akan dilaksanakan. GFR ialah test untuk menghitung berapa baik ginjal bekerja.
Panduan menghambat kerusakan atau pengurangan peranan ginjal
Berdasar info dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, berikut beberapa langkah untuk menghambat kerusakan atau pengurangan peranan ginjal karena obat:
• Apabila beli obat NSAID seperti ibuprofen di apotek, tanya ke petugas farmasi apa obat itu aman untuk dimakan sama sesuai kisah kesehatan individu.
• Hindari pemakaian obat antiinflamasi yang dipasarkan bebas dengan terlalu berlebih.
• Apabila alami flu atau kesakitan karena penyakit lainnya, tanya ke dokter tipe obat yang mana tidak aman untuk dimakan. Tanya juga apa jumlah meminum obat perlu dikasih interval.
• Konsultasikan ke dokter apa resep obat yang dikasih mempunyai efek di ginjal dan beritahu jika mempunyai kisah penyakit ginjal.
• Hindari menambah obat tanpa supervisi dari dokter, misalnya obat untuk hipertensi dengan NSAID.
Tersebut beberapa macam obat yang bisa menghancurkan kesehatan ginjal. Selainnya menghindar dari konsumsi dan/atau menambah obat tanpa tutorial dan pemantauan dari dokter, kita bisa juga teratur lakukan test kesehatan seperti urinalisis dan GFR tiap tahunnya.
Paling akhir, tanyakan sama dokter saat sebelum memilih untuk konsumsi beberapa obat atau suplemen baru.
+ There are no comments
Add yours